Senin, 28 Desember 2009

BQM-147A Exdrone Dragon Drone




Exdrone adalah UAV intai dengan biaya operasional rendah yang dirancang untuk mendukung pasukan resimen dan komando brigade. UAV ini memiliki platform sayap a delta landasan dengan panjang 5 kaki dan memiliki lebar sayap 8 kaki. UAV ini memiliki satu mesin berukuran kecil berpendingin-udara dua-siklus satu-silinder dengan propeler. Sistem kontrol penerbangannya terdiri dari penerima uplink UHF yang terhubung ke Global Positioning System (GPS) berbasis AutoPilot. AutoPilot merupakan sistem yang dikotrol oleh microprocessor 16-bit yang mampu mengarahkan pesawat hingga 5-tujuan yang diprogram sebelumnya. UAV ini distabilkan giro dan mampu terbang secara terprogram mandiri. UAV ini memakai gelombang mikro untuk mengirimkan informasi ke stasiun kontrol permukaan.

Ketika bertugas, Exdrone diluncurkan dari daerah yang aman di belakang Forward Line of Own Troops (FLOT). Dia memiliki berat peluncuran 89pound dan kapasitas angkut 25pound. UAV ini diluncurkan dengan rel pneumatik. Setelah mengudara, pilot peluncuran menerbangkan UAV ini pada ketinggian jelajah. Ketunggian maksimum operasiolan UAV ini adalah 10.000 kaki, namun biasanya ketinggian misi antara 3000 - 4000 kaki di atas permukaan tanah. UAV ini memiliki tiga modus operasi: penerbangan manual, AutoPilot override manual, atau otomatis penuh.

Exdrone dimulai sebagai usaha penelitian dan pengembangan untuk membuat drone biaya rendah yang mampu membawa jammer komunikasi VHF. UAV telah dimodifikasi dengan berbagai beban untuk melakukan misi intai. Salah satu bebannya adalah kamera TV warna mengarah-bawah Pulinex TM-7i. Kamera ini merupakan kamera warna komersial yang menyediakan resolusi baris 570 dan enam kekuatan zoom lensa. Kamera ini memiliki national imagery interpretability rating scale (NIRS) 4 (empat) pada 3000-4000 kaki di atas tanah. Beban lainnya termasuk sebuah Intensifier gambar, dan kamera Forward Looking Infared (FLIR).

Eksperimen dan tes dilakukan terus untuk beban tambahan. Beban ini termasuk jammer komunikasi, relay komunikasi, deception decoys, kemampuan deteksi tambang, dan set deteksi nuklir, biologi dan kimia udara.

Unit Exdrone yang terdiri dari sepuluh peralatan udara, dua stasiun kontrol permukaan, sebuah peluncur pneumatik, peralatan permukaan pendukung terkait, dan awak enam orang. Sistem ini cukup kecil sehingga dapat diangkut ke dalam dua High Mobility Multipurpose Wheeled Vehicles (HMMWV), atau diterbangkan oleh satu pesawat kargo C-130. 101 Airborne Division dan 1st Cavalry Divisi saat ini memakai UAV ini.

Ketika UAV sudah diluncurkan dan mencapai ketinggian jelajah, pilot peluncuran mengaktifkan AutoPilot yang akan memegang kendali dan mengarah ke area target misi. UAV memiliki kecepatan tertinggi 100 mil per jam dan ketahanan misi terbangnya sekitar dua setengah jam. UAV dikendalikan oleh tim misi jika daerah penerbangancukup dekat dan terlihat dari stasiun kontrol tanah (biasanya sekitar 50 kilometer). Untuk memperluas jangkauan operasional, tim kontrol depan dilengkapi dengan Ground Control System dapat diposisikan dekat dengan tujuan dan memperluas jangkauan. Setelah mencapai daerah target, AutoPilot diprogram untuk berkeliling, melacak target, melakukan pengintaian terhadap titik target dengan tim kontrol depan mengarahkan penerbangan, atau melakukan pengintaian dengan kontrol pilot peluncuran.

Setelah menyelesaikan misi, AutoPilot memandu UAV ke pendaratan yang telah ditentukan dimana pendaratan dilakukan dengan parasut. Jika waktu yang diperlukan lebih, UAV lain diluncurkan dan dikirim ke tujuan sebelum kembalinya UAV pertama. Ground Control System dapat mengendalikan dua UAV secara bersamaan.

Exdrone memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, ia memiliki jangkauan yang dekat karena dibatasi oleh kontrol visual. Langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan jangkauan. Kedua, kontrol frekuensi UHF sering digunakan untuk komunikasi taktis. Jika frekuensi koordinasi yang benar tidak dibuat, maka Exdrone dapat di”jam” oleh pasukan sendiri. Jika pasukan sendiri tidak sengaja, maka tampaknya jika oleh pasukan musuh, itu merupakan tindakan yang disengaja. Terakhir, UAV ini memiliki kapasitas beban yang sangat kecil, memberikan keterbatasan yang parah untuk membawa peralatan dan sensor.

Dragon Drone dikembangkan dari Exdrone dan berhasil melakukan misi Advanced Warfighting Experiment Hunter Warrior di 29 Palms, California. Drone ini pada awalnya dirancang dengan ukuran kecil dan murah, tetapi sangat mampu untuk mengakomodasi pengiriman sensor ke unit di bawahnya. Namun, Dragon Drone kemampuan melebihi tujuan desain aslinya. Marines tanpa UAV berpengalaman dalam melakukan misi mampu melakukan survey video real-time dari medan perang ke ECOC di Camp Pendleton.

Tambahan kemampuannya termasuk: transmisi gambar FLIR malam dengan pencari-jarak laser, transmisi gambar warna siang dengan pencari-jarak laser, identifikasi dan lokasi target dalam jarak 50 meter, pengiriman senjata non-letal, dan survey untuk operasi pencarian dan penyelamatan.

Saat ini, 10 Dragon Drones ditugaskan untuk setiap komando berikut: I Marine Expeditionary Force, Camp Pendleton, Calif.; II Marine Expeditionary Force, Camp Lejeune, NC; Marine Expeditionary Force replacements; and the Marine Corps Warfighting Lab untuk pengembangan teknologi lanjut.

Marine Corps Warfighting Laboratorium (MCWL) memiliki tugas untuk membuat beban (payoad) Reconnaissance / Surveillance And Target Acquisition (RSTA) untuk program Dragon Warrior. Dragon Warrior adalah drone Vertikal Take Off dan Landing (VTOL) eksperimental sedang dalam pengembangan di bawah kontrak nomor M67854-99-C-2081. Dalam tahun-tahun sebelumnya, MCWL telah membuat 21payloads terdiri dari kamera Pan, Tilt, Zoom (PTZ) siang digabungkan dengan kamera laser pencari-jarak dan 14 kamera pan-ayun Forward Looking Infrared (FLIR) digabungkan dengan kamera laser pencari-jarak. Tugas ini meliputi pembuatan dan pengujian beban Dragon Warrior RSTA memanfaatkan Government Furnished Equipment (GFE) yang ada, jika biaya yang mungkin.

Dibandingkan dengan payload Dragon Drone, payload Dragon Warrior akan berbeda dalam cara sebagai berikut:
• Payload Dragon Warrior RSTA akan memiliki kamera stabil-secara digital, kamera siang yang bisa disesuaikan zoom-nya, sebuah kamera FLIR dengan lensa disesuaikan, sebuah laser pencari-jarak dan motor pan-ayun terintegrasi dalam sebuah payload. Dragon Drone mempunyai payload terpisah antara siang dan malam.
• Payload Dragon Warrior RSTA, jika Pemerintah menyetujui maka akan trstabilisasi otomatis. Payload Dragon Drone tidak terstabilisasi secara otomatis.



Specifications

Wing Span: 8 feet 2 inches
Weight: 90 lbs with payload; 65 lbs without payload
Maximum speed: 100 mph
Range: 80 nautical miles
Service Ceiling: 10,000 feet
Flight Time: 2.5 hours
No. in Inventory: 40

Tidak ada komentar:

Posting Komentar