Jumat, 07 Oktober 2011

UAV Jarak Menengah BQM-145A




Misi Utama BQM-145A adalah untuk mendapatkan gambar berkualitas tinggi dari wilayah musuh serta mengirimkannya ke markas untuk analisis pengintaian secara real-time maupun mendekati real-time. Ruang muatan UAV ini dapat membawa peralatan intai terbaik, termasuk sensor radar elektro-optik, inframerah dan lensa sintetik serta perekam dan transmitter data untuk menyelesaikan misi. UAV ini memakai Sistem Pengintaian Udara Taktis Canggih (ATARS = Advanced Tactical Airborne Reconnaissance System ) untuk mendukung kemampuan intai berawak. Peralatan pada UAV ini dapat menangkap gambar, merekam dan mengirimkan data elektronik ke stasiun kontrol untuk analisis digital.
UAV Jarak Menengah dilaksanakan sebagai usaha bersama antara AL dan AU AS. UAV Jarak Menengah bertujuan untuk mendukung dan melengkapi pesawat intai berawak, seperti RF-4C. Seperti pesawat berawak, UAV Jarak Menengah bermesin jet dan menyusup di wilayah udara musuh dengan kecepatan subsonic tinggi, dan tidak melayang dengan kecepatan rendah selama periode panjang seperti Aquila dan Pioneer. Konsep operasional UAV ini adalah untuk mendahului pesawat serang menyusup ke dalam wilayah udara musuh (350 mil laut) dan me-relay video yang mendekati real time , sehingga dapat digunakan oleh awak pesawat dan perencana misi untuk mengindentifikasi target prioritas dan membantu perencanaan yang paling aman dan efektif untuk menyerang target. UAV akan kembali setelah serangan udara selesai untuk mengetahui keberhasilan serangan.

Sebuah komputer Unit Kontol Logis Misi (MCLU= Mission Logic Control Unit) onboard diprogram dengan profil misi lengkap, termasuk data rute dan sasaran seperti garis lintang dan bujur serta perintah kecepatan, ketinggian dan tujuan. Unit ini juga mengatur kontrol penerbangan dan mengatur muatan sesuai dengan kebutuhan misi. Navigasinya diatur oleh Sistem Navigasi Inersial (INS= Inertial Navigation System) yang didukung oleh data satelit GPS yang memastikan UAV berada pada posisi yang tepat.

Sistem propulsi UAV ini menggunakan turbojet CAE Model Model 382-10C Teledyne, yang memberikan kecepatan subsonic tinggi pada pesawat. UAV ini mampu terbang pada ketinggian hingga 40.000 kaki dan jarak jangkau 700 mil laut. Setelah misi selesai, UAV kembali ke lokasi yang sudah ditentukan sebelumnya dan kemudian mendarat dengan parasut di laut ataupun di darat.

UAV dikembangkan bersama oleh AL dan AU AS. Peralatan terbangnya didesain dan dibangun oleh AL AS dengan biaya $387 juta pada 1993. Sementara AU AS mendesain dan membuat muatannya dengan kamera, perekam video dan sistem komunikasi data untuk pengiriman data imaginer dari UAV ke stasiun. Awalnya pengembangan muatan ini dianggarkan $164 juta. Akan tetapi karena kesulitan yang dialami AU menyebabkan biaya membengkak menjadi $346 juta dan jadwal program mundur, sementara uji penerbangan terhadap sistem muatan ini gagal pada pesawat berawak. AL juga menemui masalah, dan satu pesawat uji mengalami kecelakaan. Masalah terbesar pada pengembangan UAV ini adalah terlalu besarnya muatan ATARS sehingga tidak dapat digunakan pada peralatan terbang yang dirancang oleh AU.

Pada Juni 1993 AU membatalkan kontrak pengembangan muatan karena kesulitan teknis. Pada Oktober 1993 DOD memutuskan untuk menghentikan program UAV ini karena alasan keterjangkangkauan biaya.

Airframe BQM-145A logam pertama selesai pada Oktober 1993. Pada Juli 1995 program UAV ini kembali dilanjutkan dan menghasilkan 6 BQM-145A. Dua penerbangan demonstrasi berhasil dilaksanakan di Mojave, CA pada Februari 1997. Saat ini satu airframe komposit telah selesai dibuat.


Specifications:
Panjang: 18.33 kaki
Bentang Sayap: 10.5 kaki
Tinggi: 33.91 inci
Berat Kotor Maksimal: 2,160 lbs
Kecepatan (Maks): Mach 0.83
Jarak Jelajah: 700 mil laut
Ketinggian Terbang (Maks): 40,000 kaki
Mesin: Teledyne CAE F408-CA-400 Turbofan


PAYLOAD (Muatan):
Muatan Awal:
• TI-RPV-800 IR Line Scanner
• Tape Recorder
• Downlink Data Transmitter
• Telemetry Equipment
Sensor Tambahan:
• SAR
• EO
• IR
• MMW

Diterjemahkan secara bebas dari: www.fas.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar