Sabtu, 12 November 2011

HMS Audacity (D10) Escort Aircraft Carrier

MV Hannover (foto: www.wrecksite.eu)


Nama: HMS Audacity (D10) 
Tipe Klasifikasi: Escort Aircraft Carrier 
Kelas Kapal: Audacity-class 
Asal Negara: United Kingdom 
Jumlah Kapal Sekelas: 1 
Operator: Nazi Germany; United Kingdom 


AL Inggris selalu memproduksi kapal yang merupakan pemimpin teknologi kelautan, HMS Victory dan HMS Dreadnought adalah dua contohnya. Yang lainnya adalah HMS Audacity, kapal induk pengawal. Kapal ini mensuplai pesawat pengganti untuk armada yang lebih besar, untuk melapis kekalahan pada pertempuran. Hal ini mengijinkan misi tetap dapat dilanjutkan oleh armada kapal induk tanpa harus kembali ke pangkalan darat untuk mendapatkan pesawat dan pilot pengganti. Selain itu, kapal ini dapat mendukung operasi amfibi, dan mengurangi kebutuhan untuk membangun armada kapal induk yang lebih besar dan mahal.

Audacity aslinya dibuat dan diluncurkan sebagai kapal dagang 5.537 ton yang dikenal sebagai MV Hannover. Kapal ini awalnya dibuat oleh Bremen Vulkan, perusahaan Jerman dan diluncurkan pada 1939. Sebagai kapal kargo, Hannover pertama kali digunakan di West Indies sebagai pengangkut buah. Dengan registrasi pelabuhan di Bremen, Jerman, kapal ini boleh ditenggelamkan jika perang meletus. Hannover diperintahkan untuk berlabuh ke pelabuhan netral di Netherland Antilles dan pada awal 1940, Kapten Hannover, Wahnschaff, menerima perintah untuk kembali ke Jerman. Kapal ini terlihat di dekat Puerto Rico dan diperintahkan untuk perhrnti oleh light cruiser HMS Dunedin dan destroyer HMCS Assiniboine. Hannover memilih untuk mencoba kabur ke pelabuhan netral di Republik Dominika. Pelarian ini dihalangi oleh kapal perang Inggris, sehingga Kapten Wahnschaff memerintahkan agar sea cocks dibuka dan mengeset kapal untuk dibakar. Rombongan pelaut dari HMS Dunedin menanggap awak dan berhasil menutup sea cock. Hannover ditarik ke perairan internasional dan diperlukan empat hari untuk memadamkan kebakaran. Dibawa sebagai hadiah perang, Hannover ditarik ke Jamaika pada 11 Maret 1940.

Sekarang, di bawah kontrol Inggris, Hannover diganti namanya menjadi Sinbad dan diberi Nomor Resmi dan huruf kode UK. Registrasi pelabuhannya dirubah ke Kingston, Jamaica, di bawah bendera Inggris. Pada akhir 1940, Sinbad diganti namanya lagi menjadi Empire Audacity oleh Kementrian Transportasi Perang. Registrasi Pelabuhannya diganti lagi dari Jamaica ke London dan berada di bawah manajemen White Star Line Ltd.

Royal Navy telah melihat adanya kebutuhan untuk kapal induk pertahanan pada 1930an tetapu tidak ada tindakan yang dilakukan pada saat itu. Ketika perang meletus, Admiralty membutuhkan kapal induk untuk melindungi kapal kargo berharga yang berlayar ke pangkalan Inggris di seluruh dunia dan memutuskan bahwa kebutuhan akan konsep kapal induk pengawal untuk segera ditindaklanjuti. Pada Januari 1941, kapal ini dikirim ke dok shipbuilding Blyth untuk dibangun ulang menjadi kapal induk pengawal.

Empire Audacity adalah kapal terbesar yang pernah ditangani oleh Blyth dan pembuat kapal bertanya-tanya mengapa superstruktur dihilangkan sekaligus jika Inggris kekurangan kapal. Empire Audacity diluncurkan kembali pada 17 Juni 1941, dan merupakan kapal induk pengawal pertama milik Royal Navy. Karena keterbatasan waktu, kapal ini belum dilengkapi dengan elevator untuk membawa pesawat turun ke dek hangar. Hal ini memaksa perbaikan semua pesawat dilakukan di bagian atas dan mengurangi ruang untuk pesawat tambahan. Mereka memiliki setengah panjang dan sepertiga berat kapal induk yang lebih besar. Walaupun kapal ini lebih lambat, kurang dipersenjatai, kurang berlapis baja dan membawa lebih sedikit pesawat, kapal ini masih jauh lebih murah untuk diproduksi.

HMS Audacity (foto: en.wikipedia.org)


Skuadron pertama HMS Empire Audacity adalah 802 FAA yang terdiri dari pesawat tempur Grumman Martlet dan pertama kali mendarat pada deknya pada 10 Juli 1940. Martlet adalah F4F Wildcat yang mengabdi pada Royal Navy Inggris, dan merupakan pesawat monoplane Grumman pertama dan salah satu pesawat tempur naval yang mengagumkan pada PD II( terutama di teater Pasifik). Pesawat tempur Amerika ini disebut Martlet hingga Maret 1944 ketika dikembalikan ke nama AS, Wildcat. Admiralty tidak menyukai nama dagang kapal ini dan diganti namanya menjadi HMS Audacity (D-10).

Tidak ada masalah berarti yang ditemukan selama ujicoba laut dan dengan kebutuhan yang mendesak, Audacity mulai beroperasi secara penuh. Tiga kabel penangkap untuk pendaratan pesawat di dek digunakan. Sebuah menara komando kecil dibangun di sisi kanan dan untuk pertahanan udara, delapan meriam anti-pesawat dipasang. Radar peringatan udara Radar Type 79B dipasang untuk dua alasan, pertama untuk mencari ancaman inbound pesawat dan yang kedua untuk melacak pesawat sendiri dalam radius 75mil. Ancaman udara utama adalah pesawat intai jarak jauh Focke-Wulf Fw 200 milik Jerman.

Hurricanes diusulkan untuk digunakan pada pesawat, tetapi pesawat tidak tersedia, sementara pesawat Martlet, yang didesain secara khusus untuk operasi kapal induk dan sudah terbukti, menjadi pilihan untuk Audacity. Kapal ini berlayar dengan enam atau delapan pesawat Martlet, Grumman, yang ditugaskan untuk No. 802 Squadron FAA (Fleet Air Arm). Audacity ditugaskan untuk mendukung konvoi dari Inggris ke Gibraltar. Kapal ini memulai pengabdian perangnya ketika dia berlayar dengan kovoi pertamanya, OG 74 (Out to Gibraltar), pada September 1941. Selama pelayaran, kovoi diserang oleh pesawat-pesawat Condor, dan satu di antaranya ditembak jatuh oleh Martlet. Pada konvoi keduanya, HG 74 (Homeward from Gibraltar), kapal induk ini kehilangan satu pesawat, tetapi menembak jatuh 4 pesawat Condor.

Konvoi keempat dan terakhirnya adalah HG 76. Banyak yang merasa bahwa kapal induk ini seharusnya berada di tengah-tengah konvoi dengan kapal perang berada di perimeter luar. Ini akan memberikan proteksi maksimum untuk kapal induk tak-berlapis baja ini terhadap serangan torpedo. Hal ini sudah diusahakan, tetapi tidaklah praktis, karena besarnya area yang dibutuhkan untuk bermanuver dan untuk menerbangkan/mendaratkan pesawat. Oleh karena itu, kapal induk ini harus beroperasi di luar cincin perlindungan.

HG 76 terdiri dari 36 kapal dagang dan 17 kapal perang pengawal yang sangat kuat. Grup pengawal ke-36 yang berada di bawah komando Captain Walker, terdiri dari 2 Sloop (Stork dan Deptford) dan tujuh corvette (Convulvulus, Gardenia, Marigold, Penstemon, Rhodedendron, Samphire dan Vetch. Untuk pelayaran ini, kekuatan tambahan ditugaskan untuk grup ini., yaitu Audacity bersama destroyernya, Blanckney, Stanley dan Exmoor II, 2 sloop tambahan Black Swan dan Fowey, serta corvette Carnation dan La Malouine. Penyerang konvoi ini adalah Wolfpack milik Jerman yang terdiri dari U Boat U-67, U-107, U-108, U-131, U-434 dan U-574.

Ketika konvoi berlayar, mata-mata Jerman yang berada di Spanyol memberikan informasi agar komando U Boat berlayar dengan kekuatan penuh. Garis U Boat tidak melakukan kontak hingga konvoi diketahui Condor pada 16 Desember, yang kemudian menghubungi U-108. Armada U Boat kemudian membayangi konvoi, dan pada pagi selanjutnya, empat U Boat berada pada posisi untuk menyerang. Patroli udara reguler dari Audacity mengetahui lokasi U-131 dan memberingatkan grup pengawal. U-131 diserang oleh Sloop Stork dan Penstemon, dan destroyer Blanckney, Stanley dan Exmoor II. Para destroyer berhasil mem-bom U-131 dan memaksa kapal itu muncul ke permukaan, dan awak dek ditembak oleh Martlet sebelum kapal tenggelam.

Pada 18 Desember, U-434 ditemukan oleh destroyer Blankney, yang kemudian diserang dan ditabrak. Pertempuran ini membuat kapal pengawal menggunakan bahan bakar dalam jumlah besar, sehingga Corvette Carnation dan La Malouine kembali ke Gibraltar untuk diisi bahan bakar bersama dengan Blankney yang rusak untuk diperbaiki. Sloop Black Swan dan Fowey kemudian juga meninggalkan Gibraltar untuk menerima bahan bakar.

Pada 19 Desember malam, U-574 menyerang, tetapi ditorpedo dan tenggelam. Stork dan Samphire melihat, menyerang dan menghancurkan U-574. Selama malam itu, U-108 menyerang Ruckinge dan menenggelamkannya. Pada 19 Desember, konvoi diserang oleh 5 Condor, yang dua di antaranya ditembak jatuh dan yang lainnya rusak oleh perlindungan udara Martlet dari Audacity. Pada hari itu juga, Wolfpack Jerman mendapat tambahan U Boat yaitu U-751,U-71 dan U-567 dengan Kapten ace KL Endrass. Selama beberapa hari selanjutnya, tiga U Boat yang tersisa U-67, U-107 dan U-108 menyerang tanpa hasil. Pada 21 Desember, tiga kapal datang dari Bordeaux dan U Boat bersiap-siap untuk menyerang.

Kapten Walker memerintahkan Deptford untuk menjauh dari konvoi dan menembakkan star shell untuk menarik perhatian U Boat. Tetapi hal ini malah membuat bingung kapal pedagang yang akhirnya ikut menembakkan star shell. Hal ini membuat posisi mereka mudah diketahui. U-567 berhasil menenggelamkan kapal dagang Annavore, sementara U-751 melihat Audacity di belakang konvoi tanpa pengawalan. U-751 menembakkan tiga torpedo dan menenggelamkan Audacity. Marigold, Vetch dan Samphire melihat penyerangan itu dan menyerang balik U-751 tetapi tidak berhasil menenggelamkannya. Selanjutnya, Deptford melihat sebuah U Boat dan menyerangnya menggunakan bom laut, tetapi sia-sia. Akan tetapi, setelah perang, laporan Jerman mengindikasikan bahwa Deptford menenggelamkan U-567.

Pada 22 Desember, tiga U Boat tambahan datang bersamaan dengan destroyer Inggris Vanquisher dan Witch. Pada hari selanjutnya, Admiral Donitz terguncang karena kehilangan U Boatnya dan memerintahkan mengentikan peperangan sehingga seluruh U Boat tersisa kembali ke pangkalan mereka di Perancis.

Walaupun kehilangan Audacity dan tiga kapal lain, kedatangan 30 kapal dan kehancuran tiga U Boat (U-127 tidak termasuk dan U-567 belum dikonfirmasi hingga setelah Perang) merupakan sebuah kemenangan. Juga, kematian ace U Boat Endrass merupakan kehilangan besar bagi pihak Jerman. Inggris kehilangan kapal induk pengawal HMS Audacity dan destroyer HMS Stanley bersama dengan kapal kargo Ruckinge dan Annavore, ditambah 36 awak. Jerman kehilangan empat U Boat (U-131, U-434, U-567, dan U-574) bersama dengan 76 awak.

Engelbert Endrass (dari: www.war44.com)

Kapal induk pengawal mempunyai panjang sekitar 500 kaki (150m), tidak lebih dari setengah panjang kapal induk armada/besar pada era yang sama, tetapi hanya satu banding tiga dalam hal berat.

Sebuah kapal induk pengawal khas memiliki berat 8.000 ton dibandingkan 30.000 ton berat kapal induk armada. Island kapal induk jenis pengawal ini kecil dan sempit, terletak di depan cerobong asap, tidak seperti kapal induk besar yang cerobong asapnya terintegrasi dengan island. Walaupun kapal induk pengawal pertama Inggris tidak memiliki elevator, dua elevator (satu di depan dan satu di belakang) kemudian menjadi standar bersama dengan ketapel pesawat. Kapal induk ini menggunakan sistem kabel penangkap dan arresting hook yang sama dengan kapal induk besar. Prosedur peluncuran dan pendaratan pesawat indentik dengan kapal induk besar. Dari 151 kapal induk yang dibuat AS selama PD II, 122 di antaranya bertipe kapal induk pengawal. Enam di antaranya adalah konversi Inggris dari kapal dagang: HMS Audacity (D10), Nairana (D05), Campania (D48), Activity (D94), Pretoria Castle F61) dan Vindex (D15).

HMS Audacity (D10) memulai karirnya sebagai Hannover, sebuah kapal pengangkut buah yang tidak dikenal, dan telah diberi empat nama oleh Al Jerman dan Royal Navy Inggris. HMS Audacity mengakhiri karir pendeknya sebagai kapal induk pengawal pertama. Dia diluncurkan pada 17 Juni 1941 dan tenggelam pada 21 desember 1941.


Spesifikasi HMS Audacity (D10) 

Dimensi:
Panjang: 461,2 kaki (140,57m)
Beam: 56,2 kaki (17,13m)
Draught: 60 kaki (18,29m)

Performa:
Kecepatan Permukaan: 15kts (17mph)

Persenjataan:
1 x meriam 4-inch 100mm
1 x meriam 6-pdr
4 x senapan anti-pesawat QF 2-pdr
4 x kanon anti-pesawat 20mm

Struktur:
Awak: 210
Displacement Permukaan: 11.000 ton

Mesin:
Mesin: 1 x 7-cylinder MAN diesel engines; 1 x single shaft delivering 5,200bhp (some sources state two engines).

Air Arm:
802 Squadron dengan 6 atau 8 pesawat tempur Martlet (Grumman F4F Wildcat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar