Jumat, 02 Desember 2011

MBT ROTEM K1

MBT K1 www.fas.org



Nama: ROTEM K1 (Type 88)
Tipe Klasifikasi: Main Battle Tank
Kontraktor: Hyundai ROTEM – Korea Selatan
Negara Asal: Korea Selatan
Total Produksi: 1,500
Operator: Korea Selatan


K1 yang juga dikenal sebagai Type 88 atau ROKIT (Republic of Korea Indigenous Tank) adalah MBT generasi-ketiga milik Korea Selatan yang dioperasikan oleh Angkatan Bersenjata Republik Korea. MBT ini dikembangkan pleh General Dynamics dan Hyundai Precision (sekarang Hyundai Rotem). Pengerjaan desain MBT ini awalnya berdasarkan pada M1 Abrams milik General Dynamics, dengan beberapa perbedaan termasuk sistem terkombinasi suspensi hydropneumatic dan batang torsi, serta sebuah peralatan fording untuk penyeberangan-sungai agar memenuhi kebutuhan kemampuan operasional khususnya pada medan bergunung-gunung dan berlumpur di semenanjung Korea. Hyundai Rotem memproduksi sekitar 1,511 K1 dan K1A1 antara 1985 dan 2010.

Militer Korea Selatan telah menggunakan tank yang dikembangkan oleh AS sejak Perang Korea. Pada 1970an, pemerintah Korea mengkhawatirkan seri MBT M47 dan M48 buatan AS milik mereka yang menua. Sebuah konsep MBT baru dibutuhkan untuk menandingi ancaman T-54/55 buatan Soviet milik Korea Utara. Presiden Korea Selatan, Park Chung-hee, dan pemerintahannya menginginkan untuk membuat tank secara domestik sehingga AB Korea dan masyarakat memiliki kebanggaan nasional dengan tank produksinya sendiri dan juga merasa superior jika bertempur dengan tank buatan sendiri. Akan tetapi Korea tidak memiliki keahlian desain dan sarana untuk mengembangkan dan memproduksi tank. Akhirnya, pada awalnya mereka berusaha untuk medapatkan lisensi untuk memproduksi Tank M60A1 buatan Amerika.

Rencana aslinya adalah untuk mempelajari semua tank yang dimiliki dan memproduksi Tank Pattons baru di Korea. Hal ini berakhir tanpa kesepakatan karena jumlah Patton yang ada kurang dari kebutuhan Korea. Kontrak yang disepakati adalah untuk meng-upgrade Patton yang mereka miliki. Tim desain kemudian mencari hak produksi untuk Leopard 1 buatan Jerman. Setelah beberapa pertimbangan, Tim versi tank yang lebih tua akan mengurangi kemampuan mereka dalam menghadari tank desain Soviet yang baru. Oleh karena itu, Korea Selatan memutuskan untuk memilih variasi dari desain M1 Abrams –yang dikembangkan oleh General Dynamics Land Systems. Melihat masa depan untuk memproduksi tank di Korea Selatan, Hyundai Precision mengirimkan engineer-nya untuk belajar di General Dynamics dan mengamati produksi dari variasi yang disebut dengan XK1.

Dengan asal-usulnya dari M1 Abrams, mudah terlihat kesamaan dari luar antara MBT Type 88 (ROTEM K1) Korea Selatan dengan M1 Abrams AS. Hyundai Precision & Inc Company Limited (sekarang ROTEM) menangani produksi tank ini secara lokal di Korea Selatan (sejumlah komponen utama K1, seperti mesin, transmisi dan sistem kontrol penembakan diimpor dari negara lain). Walaupun MBT ini awalnya didesain untuk menghadapi MBT T-54/T-55/T-62 buatan Soviet milik Korea Utara yang jumlahnya melimpah, K1 berkembang untuk menyaingi MBT generasi terbaru dari seluruh dunia.

MBT K1 memiliki empat awak, yaitu komandan, gunner, loader dan pengemudi. MBT K1 dipersenjatai dengan meriam rifled M68A1 105mm terstabilisasi penuh. Meriam ini similar dengan L7 buatan Inggris dan telah digunakan oleh sejumlah tank, termasuk M1 Abrams dan M60A3 yang telah diupgrade. Meriam ini diisi secara manual. Tank ini menembakkan amunisi buatan dalam negeri. Amunisisnya disimpan di turret bustle dengan panel blow-out. K1 dilengkapi dengan sistem kontrol penembakan seperti yang digunakan pada Leopard milik Jerman. Sistem kontrol penembakan ini memberikan kemungkinan first round hit lebih dari 90% ketika menembak pada saat tank bergerak dan target bergerak.

Persenjataan sekundernya terdiri dari senapan mesin koaksial 7.62-mm, senapan mesin 12.7-mm yang dipasang di atas palka komandan dan senapan mesin 7.62-mm yang dipasang di palka gunner.

MBT K1 dilindungi dengan lapis baja komposit di bagian depan hull dan turret. Sistem proteksinya similar dengan M1 Abrams. Tank juga dapat dilengkapi dengan sistem penyapu ranjau roller.

Tank memiliki mesin diesel MTU MB 871 Ka-501 buatan Jerman, yang menghasilkan 1.200 hp. Mesin ini diproduksi di Korea Selatan di bawah lisensi. MBT ini memiliki transmisi otomatis penuh dengan 4 gigi maju dan 2 mundur. K1 memiliki suspensi hydropneumatic hibrid dan torsi, yang dapat diatur agar sesuai dengan kondisi lingkungan. Hal ini memungkinkan tank untuk "berlutut" dan memberikan sejumlah keuntungan pada tank di lingkungan bergunung-gunung. Track milik K1 similar dengan milik M1 Abrams.





SEJARAH


M4A3E8 "Easy Eight" (foto: http://planetarmor.com)

Pada 1970an, Republik Korea sangat membutuhkan tambahan MBT. M4A3E8 "Easy Eight" varian dari Sherman, sudah dipensiunkan dari operasional, dan tulang punggung pasukan lapis baja Korea Selatan terbentuk dari M47 and M48 Patton. Sementara itu, Korea Utara memiliki keuntungan dalam hal jumlah dan teknologi dari Pasukan Lapis Baja Korea Selatan, dengan MBT T-62 milik mereka.

Pada awalnya, usaha dibuat untuk membeli M60A1 Pattons, tetapi akhirnya gagal. Dianggap bahwa, walaupun M60A1 dapat diperoleh, tetapi tidak akan cukup memberikan Korea Selatan keuntungan dalam menghadapi tank Korea Utara yang ada pada saat itu. Sejumlah renjana lain juga dibuat, seperti upgrade M48 Pattons yag mereka miliki menjadi standa M48A3 dan A5, serta untuk mendapatkan lisensi untuk memproduksi Leopard 1 Jerman secara domestik. Hanya upgrade Pattons yang akhitnya berjalan, menghasilkan M48A3K dan M48A5K, sementara produksi Leopard 1 dianggap kontraproduktif karena generasi MBT yang lebih baru M1 Abram AS dan Leopard 2 Jerman, sedang dikembangkan.


M48A5K (foto: www.militaryimages.net)

Pemerintahan Park Chung-hee kemudian mengumumkan rencana untuk memproduksi MBT yang setara dengan generasi MBT yang lebih baru secara domestik. Akan tetapi, mereka sama sekali tidak memiliki pengalaman dalam mendesain, mengembangkan dan memproduksi MBT. Tugas ini diberikan kepada industri Korea Selatan, tetapi semua tidak mungkin. Setelah menyadari hal ini, desain dari luar negeri dipertimbangkan dan dievaluasi, dengan kondisi jika desain menang, maka Korea Selatan berhak untuk mendapatkan lisensi dan memproduksi MBT di dalam negeri. Desain yang menang adalah yang berdasar dari XM1, purwarupa dari M1 Abrams, yang didesain oleh Chrysler Defense, perusahaan ini kemudian dijual ke General Dynamics dan diganti namanya menjadi General Dynamics Land Systems. Tidak lama kemudian, teknisi asal Korea Selatan dikirim ke General Dynamics Land Systems untuk supervisi desain, yang kemudian menghasilkan XK1.

Pada 1980, pemerintah Korea Selatana memilih General Dynamics Land Systems untuk mendesain dan membuat dua purwarupa MBT baru untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Purwarupa pertama, XK-1 MBT diselesaikan pada 1983, Automotive Test Rig (ATR). Purwarupa ini dikirim ke Aberdeen Proving Grounds pada November 1983 untuk pengujian performa otomotif, daya tahan dan reliabilitas. ATR adalah tank berbeban penuh yang dipasangi dengan turret non-operasional.


Dengan desain yang berdasar dari XM1, XK1 mempunyai beberapa kesamaan dengan XM1. Akan tetapi, melalui inspeksi yang lebih dekat, banyak perbedaan yang dapat ditemukan. Perbedaannya termasuk pada berat (XM1 55ton versus XK1 51ton), tinggi (2,37m vs 2,25m), mesin (Honeywell AGT1500C 1,500hp untuk XM1, Teledyne Continental AVCR-1790 1,200hp untuk XK1, juga dipakai pada Merkava 3, walaupun kemudian mesin XK1 diganti dengan MTU MB Ka-501 yang merupakan versi kompak dari MB-873 Ka-503 1.500 hp yang digunakan pada Leopard 2), transmisi (Allison DDA X-1100-3B untuk XM1, ZF Friedrichshafen LSG 3000 untuk XK1), dan beberapa komponen lain yang digunakan pada tank tersebut.

XK1 mempertahankan meriam rifled M68E1 105 mm milik XM1, yang juga diproduksi secara domestik di bawah lisensi dengan nama KM68, demikian juga sistem kontrol sejata dari Hughes Aircraft Company dan laser rangefinder Nd:YAG. Salah satu perbedaan utama adalah penambahan penglihatan panorama independen milik komandan pada XK1, yang tidak ada pada XM1, memberikan XK1 kemampuan untuk menggunakan FCS secara lebih efektif, dengan membidik melalui taktik hunter-killer, yang tidak dapat dilakukan oleh seri M1 hingga munculnya M1A2. Penglihatan panorama milik komandan dilengkai dengan amplifikasi ringan atau optik termal, sementara penglihatan gunner dilengkapi dengan alat observasi termal. Hal ini membuat XK1 mempunyai sensor yang lebih superior dibandingkan dengan sensor M1 hingga munculnya M1A2.

XK1 juga dilengkapi dengan sistem suspensi hibrid yang terdiri dari sistem hydropneumatic pada road wheels 1, 2 dan 6, sementara 3, 4 dan 5 dilengkapi dengan batang torsi, sebuah fitur yang tidak ada pada XM1, membuat XK1 memiliki stabilitas yang lebih baik dan kemampuan untuk menaikkan dan menutunkan meriam utama uang hampir dua kali lipat jika dibandingkan dengan tank yang hanya menggunakan batang torsi (+20° hingga -9,7° untuk XK1 dan +10° hingga -5° untuk XM1).

Purwarupa kedua yang disebut Fire-Control Test Rig (FCTR), diluncurkan pada upacara di pangkalan Selfridge Air National Guard pada Desember1983 dan dikirim ke Aberdeen Proving Grounds pada Februari 1984 untuk mulai pengujian kontrol penembakan.

Pengembangan tank selesai pada 1983, dengan sebuah purwarupa dikirim ke Korea Selatan pada tahun yang sama. Seperti disebtkan di atas, mesin AVCR-1790 digantikan dengan MTU MB Ka-501 tepat sebelum dimulainya produksi massal. Hal ini membuat dek msein dan exhaust grilles milik XK1 menjadi mirip dengan Leopard 2.

K1 (foto: media.moddb.com)

Hyundai Precision, yang sekarang dikenal sebagai Hyundai Rotem, mendapat tanggung jawab untuk memproduksi tank ini. Produksi dari XK-1 dimulai di Korea Selatan pada 1984 dan tank produksi pertama selesai pada 1985. Tank ini kemudian diberi nama MBT K1 dan tank ini membuat kemunculan pertamanya pada September 1987. Jurnalis asing diundang untuk upacara pengenalan tank, dan latihan besar-besaran menggunakan tank baru ini dilakukan selama even ini untuk publikasi. Pada saat itu beberapa batalion sudah dilengkapi dengan tank ini. Batch produksi pertama yang terdiri dari 210 tank selesai pada 1987 dan batch kedua terdiri dari 325 tank.

Setelah produksi kira-kira mencapai 410 K1, penglihatan utama gunner (GPS= Gunner's Primary Sights) yang didesain oleh Hughes diganti dengan Gunner's Primary Tank Thermal Sights (GPTTS) oleh Texas Instruments. Sistem baru juga menggantikan laser rangefinder Nd:YAG yang digunakan dalam unit Hughes dengan sebuah laser rangefinder berbasis-CO2, yang terbukti lebih aman bagi mata pengguna, walaupun memiliki jarak efektif yang lebih pendek pada cuaca buruk jika dibandingkan dengan yang sebelumnya.

Sementara komposisi lapis bajanya masih belum dipublikasikan, telah dikonfirmasi bahwa K1 dilengkapi dengan lapis baja komposit Chobham. Tank juga dilengkapi dengan sistem pemadaman kebakaran otomatis. Detektor pada kompartemen mesin berupa kawat thermocouple, dan detektor pada kompartemen awak berupa sebuah sensor optik. Extinguishant yang digunakan adalah Halon1301, yang merupakan bahan yang biasa digunakan oleh MBT Barat. Sementara sistem AC dipasang untuk memberikan kenyamanan pada awak, tank tidak memiliki sistem overpreasure yang efektif melindungi awak dari serangan NBC, sehingga awak perlu memakai pakaian pelindung ketika beroperasi pada lingkungan yang terkontaminasi.

Banyak komponen utama K1, seperti komputer balistik CDC, mesin diesel MTU, transmisi ZF dan penglihatan yang terpasang di atap SFIM sekarang ini diproduksi di Korea Selatan.

Pada awal 1998, total produksi K1 dan variannya berjumlah lebih dari 1,000 unit dengan produksi yang masih terus berjalan. Produksi berjalan dengan kecepatan sekitar 100 unit per tahun pada puncaknya.

Hingga awal 1999, MBT K1 dan variannya belum pernah diekspor. Varian dari tank ini yang disebut K1-M, telah didesain dan dibuat untuk membunuhi kebutuhan MBT Malaysia masa depan. Tank ini memiliki sejumlah modifikasi untuk memuaskan AB Malaysia, termasuk pemasangan sistem AC, NBC, sistem peringatan laser dan ERA, serta pengurangan berat tempur menjadi kurang dari 50 ton. Sebagai salah satu usahanya, Hyundai memamerkan MBT K1, ARV K1 dan AVLB K1 pada pameran DSA '96 di Malaysia. Setelah pameran, Hyundai menjalani pertunjukan performa operasi dan mobilitas di depan Militer Malaysia pada Malaysian Armour School yang berlokasi di Port Dickson. Akan tetapi usaha ini gagal karena Malaysia lebih memilih PT 91 Twardy.

Pada 6 Agustus 2010, pada saat latihan penembakan di Paju, sebuah amunisi meledak di laras meriam K1 105mm, menghancurkan meriam, tetapi awak selamat tanpa luka. Ini merupakan laporan kecelakaan terakhir dari insiden serupa sejak K1 mulai dioperasikan.





DESAIN


MBT K1 (foto: en.wikipedia.org)

Akomodasi awak tank ini konvensional mengikuti standar Barat, yaitu empat awak termasuk driver, komandan, loader dan gunner. Driver memiliki kontrol untuk mengatur suspensi on-the-fly sementara stasiun komandan memiliki peralatan penglihatan terstabilisasi bersama dengan sistem komputer digital. Layout MBT K1 juga konvensional, dengan kompartemen driver di depan, kompartemen tempur di tengah dan kompartemen mesin dan transmisi di belakang.

Driver duduk di bagian depan kiri dan mempunyai palka bagian-tunggal yang terbuka ke depan. Driver memiliki tiga periskop siang integral, periskop yang berada di tengah dapat diganti dengan periskop kemudi malam pasif.

Komandan duduk di bagian kanan turret dengan gunner di bawah-depan dari posisi komandan dan loader di sebelah kiri. Komandan memiliki penglihatan two-axis independent stabilised panoramic SFIM buatan Perancis yang memiliki pembesaran x3 dan x10, periskop untuk observasi serba bisa dan palka bagian-tunggal yang terbuka ke belakang. Ini dibuat di Korea Selatan oleh Samsung Electronics Co Ltd, di bawah lisensi dari SFIM.

Salah Satu Ruang Dalam K1 (foto: www.military-today.com)

Alat penglihatan siang/malam terstabilisasi dua-axis milik gunner menyertakan laser rangefinder dan sistem imaging termal yang serupa dengan yang dipasang di MBT M1A1 dan memiliki pembesaran x1 dan x10 pada siang hari, serta x3 dan x10 pada malam hari. Penglihatan tambahan articulated milik gunner dibuat oleh Electro-Optical Division dari Kollmorgen Corporation and Opto Mechanik Inc (OMI). Penglihatan tambahan ini memiliki pembesaran x8. Penglihatan Termal Tank Utama baru milik gunner buatan Texas Instruments memiliki laser rangefinder carbon dioxide yang aman bagi mata dengan integrasi final dan pengujian dilakukan di Korea Selatan.

Penggerak Turret dan elevasi senjata adalah elektrohidrolis dengan kontrol manual untuk penggunaan darurat. Stabilisasi disediakan baik untuk elevasi maupun gerakan melintang.

Di atas busur frontal MBT K1, termasuk hidung, turret bagian depan dan samping, dipasangi dengan lapis baja sanggih bertipe Chobham, yang dibuat di AS. Lapis baja ini memberikan proteksi baik dari serangan energi kinetik maupun kimia.

Sistem kontrol penembakannya termasuk komputer balistik digital buatan Computing Devices Company dengan sejumlah sensor termasuk sensor crosswind dan membuat tank mampu membidik target diam maupun bergerak dalam kondisi tank diam ataupun bergerak. Persenjataan utamanya terdiri dari meriam rifled M68A1 105mm desain AS yang juga dipakai oleh MBT M48A5 milik Korea Selatan. Amunisinya dibuat di Korea Selatan termasuk APFSDS. Larasnya memiliki fume extractor, thermal sleeve dan muzzle reference system.

Sebuah senapan mesin M60E2 7.62 mm dipasang secara koaksial terhadap meriam utama. Loader memiliki sebuah senapan mesin M60D 7.62 mm yang dipasang di atap, sementara komandan memiliki senapan mesin K6 12.7 mm yang dipasang di atapo. Terpasang di setiap sisi turret bagian depan adalah senam dicharger granat asap yang beroperasi secara elektrik.

Fitur tidak biasa yang dimiliki K1 adalah sistem suspensi hibrid dengan batang torsi yang lebih baik di bagian tengah dan unit suspensi hydropneumatic pada tiap ujung. Hal ini mengijinkan tank untuk “berlutut” sehingga meriam utama dapat diturunkan hingga -10°. Sistem pengaturan remote track memiliki dua mode setting. Drive sprocket berada di belakang, idler di depan, denan enam dual rubber-tyred roadwheels, track-return rollers dengan bagian atas track dilindungi oleh skirt berlapis baja. Untuk track, baik ruber pad replaceable maupun integral dapat digunakan/dipasang.

Power-pack-nya terpasang di bagian belakang hull, terdiri dari mesin diesel MTU MB 871 Ka-501 1,200 hp pada 2600 rpm buatan Jerman dipasangi dengan transmisi otomatis-penuh ZF LSG 3000 buatan Jerman dengan akselerasi dari 0 ke 32 km/jam dalam 9.4 detik. Transmisinya memiliki sebuah planetary gear train dan hydrodynamic torque converter. Pada gigi tinggi, K1 dapat mencapai kecepatan maksimum di jalanan sekitar 65km/jam dengan jarak 457 kilometer. Beratnya 51 ton dengan rasio tenaga ke berat 23.5hp/t. Tekanan dataran rendah pada 0.87kg/cm² membuatnya dapat bermanuver secara sukses pada medan basah maupun berpasir. Peralatan standarnya terdiri dari periskop passive image intensification untuk driver, hydraulic bilge pump, pemanas, sistem deteksi dan pemadam kebakaran Halon untuk kompartemen awak maupun mesin serta VRC-947K dan/atau VRC-964K dan VIC-7K untuk sistem interkom. Sistem proteksi NBC-nya terdiri dari sistem alarm M8A1 dan sebuah fiter partikel gas M13A1




3-view K1 (gambar: www.the-blueprints.com)





PENGEMBANGAN K1A1


MBT K1 milik Korea Selatan telah beroperasi sejal 1987 dan masih digunakan hingga sekarang apalagi dengan adanya tank upgrade bernama K1A1 yang memiliki perbaikan dan upgrade desain terkemuka. K1 awalnya dioperasikan untuk menggantikan Sherman, sebuah tank tua yang terlibat dan beraksi pada era PD II. Kebutuhan mendesak untuk pengganti Sherman milik Korea Selatan menghasilkan pengembangan dan produksi K1. K1 dikembangkan oleh Hyundai Precision yang kemudian berganti nama menjadi Hyundai Rotem setelah merjer dengan perusahaan serupa lainnya. Desain tanknnya berdasar dari M1 Abrams yang diproduksi oleh General Dynamics Corp, karena sebelumnya Korea Selatan tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam mendesain tank dalam negeri yang unik, sehingga mereka harus belajar dan membeli desain dari luar.


Hyundai terus mengembangkan, meng-upgrade dan mempercanggih MBT yang diproduksinya ini dengan menggunakan pengalaman dalam mengembangkan dan memproduksi K1 dan kendaraan lain. Pada awal 1996, Hyundai berhasil menyelesaikan pembuatan dua purwarupa K1A1 yang berdasar dari mobilitas dan sistem kontrol penembakan yang sudah teruji dari MBT M1 terdahulu. Dua purwarupa ini berhasil melewati semua pengujian yang dilaksanakan pada Februari 1997. Uji coba ini dilakukan oleh pemerintah Korea Selatan di bawah cuaca dan medan yang bervariasi. K1A1 adalah versi upgrade dari MBT K1. Letalitas dan jarak tembak tempurnya jauh lebih meningkat dengan dipakainya meriam smoothbore 120mm sebagai persenjataan utamanya, kemampuan Hunter-Killer's siang/malam yang lebih canggih, Sistem Penggerak Turret/Meriam yang lebih baik dan komputer balistik baru untuk amunisi 120mm. K1A1 pada dasarnya mempertahankan manuveraibilitas yang sangat bagus dan sistem kontrol penembakan berorientas teknologi dari MBT K1.

K1A1 memiliki berbagai macam fungsi canggih jika dibandingkan dengan K1 yang ada, termasuk persenjataan utamanya yang menggandakan kemampuan penetrasinya. Meriam 120mm baru milik tank ini dapat menembus hingga 600mm ketebalan lapis baja, sementara meriam lama 105mm hanya mampu menembus 300mm. Jarak penembakan efektifnya juga meningkat menjadi 2km dari sebelumnya hanya 1,2km. Meriam utama KM68 diganti dengan meriam utama KM256 120 mm (sebuah model produksi berlisensi dari. M256 AS, yang juga merupakan model produksi berlisensi dari Rheinmetall L44), meriam utama yang juga digunakan pada M1A1 dan M1A2. Sebagai tambahan sistem kontrol penembakan, laser rangefinder, stabilisasi turret dan meriam, serta lapis baja tank ini telah ditingkatkan,membuat tank ini memiliki survivabilitas dan letalitas yang lebih baik. Lapis baja yang ditingkatkan ini diberi nama 'Korean Special Armour Plate (KSAP)'. Berat tank bertambah dikarenakan upgrade ini, dan rasio tenaga-ke-berat dan kecepatannya sedikit turun, padahal tenaga-ke-berat dan kecepatan K1 juga dianggap terlalu rendah untuk medan berat di Korea oleh beberapa kritikus.

K1A1 memiliki performa daya tembak yang lebih baik dari K1 MBT karena adopsi dari Korean Commander's Panoramic Sight (KCPS) yang dikembangkan secara lokal. KCPS memiliki performa dan fungsi yang sangat meningkat jika dibandingkan Commander's Panoramic Sight (CPS) milik K1.


Spesifikasi KCPS milik K1A1 adalah sebagai berikut:
  • Zoom: 3× / 10× (siang & malam)
  • Sudut Scan Vertikal (besarnya sudut yang mana alat optik dapat digerakkan ke atas dan ke bawah): +/- 35˚
  • Sudut Scan Horizontal (besarnya sudut yang mana alat optik dapat diputar): 360˚
  • Zoom Penglihatan Gunner Alternatif: 8×

Spesifikasi laser rangefinder karbon dioksida sebagai berikut:
  • Jarak: 200 ~ 7,990 m
  • Pembesaran Siang: 1× / 10×
  • Pembesaran malam: 3× / 10×

K1A1 dapat dengan mudah dibedakan dari K1 melalui bentuk meriam, lokasi senapan mesin koaksial, bentuk penglihatan panorama milik komandan dan bentuk angular keseluruhan dari turret. (K1A1 memiliki permukaan melengkung yang lebih banyak jika dibandingkan dengan K1). Meriam smoothbore 120 mm lebih tebal dari pada meriam rifled 105 mm dan memiliki thermal sleeve yang lebih tebal. Senapan mesin koaksia pada K1A1 berlokasi pada titik yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan yang ada pada K1. K1A1 juga memiliki semacam KGPS siang/malam berbentuk-kerucut dibanding milik K1 yang berbentuk tabung.

Dalam kompartemen mesin K1A1, thermocouple wire menggantikan sensing wire milik K1 untuk meningkatkan survivabilitas ketika, sementara wire race bearings digunakan pada sambungan antara turret dan hull untuk mengurangi gesekan pada race ring.

K1A1 pertama dengan meriam 120mm mulai dibuat oleh Hyundai pada 03 April 1996. Pengembangan K1A1 dengan meriam 120mm mengalami kesulitan dalam mengupdate meriam 120mm. Produksi K1A1 mulai berjalan pada awal 2000. HYUNDAI MOBIS melaporkan bahwa pada 13 Oktober 2001 telah dilakukan upacara yang dihadiri oleh perwakilan militer dan bisnis yang dipimpin oleh Menteri Pertahanan Nasional Kim Dong-sin dan Presiden HYUNDAI MOBIS Park Jeong-in,dalam rangka pengiriman K1A1. K1A1 dikirim setelah proses produksi oleh HYUNDAI MOBIS melalui pengembangan kooperatif dengan Agency for Defense Development, serta melalui quality management oleh Defense Quality Assurance Agency.

Item fungsional seperti perangkat utama yang dapat diakses, principal accessible devices, sarung tangan khusus, amunisi yang dikembangkan dengan teknologi domestik dan perangkat lain yang diharapkan sangat membantu kemampuan tempur militer Korea dengan MBTnya. Dengan menempatkan K1A1 dengan meriam 120 mm yang dipersenjatai dengan teknologi terbaik dunia, militer Korea Selatan sekarang mempunyai kesempatan unruk memperkuat sistem pertahanan nasional dengan senjata yang elebih canggih dari pada sebelumnya dan setara dengan setara dengan negara produsen tank seperti AS, Jerman dan UK dalam aspek teknologi.


Karakteristik utama MBT K1A1 dapat diringkas sebagai berikut:
  • Peningkatan penetrasi lapis baja dan jarak penembakan tempur dengan pemakaian meriam smoothbore 120mm.
  • Peningkatan performa penggerakan dan stabilisasi meriam dan turret dengan sistem penggerak turret dan meriam yang lebih baik untuk meriam 120mm.
  • Kecepatan pemrosesab dan kemampuan komputer balistik yang diperbaiki dan dipercanggih.
  • Kemampuan tempur malam dan operasi yang lebih baik dengan penambahan kemampuan imaging termal untuk penglihatan panorama komandan.
  • Kemampuan sealing yang lebih baik dalam operasi penyeberangan perairan dan karakteristik slewing turret selama bergerak dengan pengembangan race ring (atau turret bearing) serta peningkatan survivabilitas awak dengan adopsi sistem pemadam kebakaran termasuk thermal wire sensor untuk kompartemen mesin.
  • Perawatan yang lebih mudah dengan biaya yang lebih rendah dengan penggunaan track yang memakai replaceable pad





MBT MASA DEPAN


Berdasarkan kemampuan dan pengalaman riset dan pengembangan K1 dan K1A1, Korea akan berusaha mengembangkan konsep MBT baru yang nantinya dioperasikan pada medan tempur abad ke-21. Sementara belum ada karakteristik yang diungkapkan pada saat itu, faktor-faktor yang dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
Pengembangan signifikan untuk daya tembak dengan meriam utama yang menggunakan teknologi meriam tercanggih dan terbaru.
Peningkatan signifikan untuk survivabilitas awak dengan pengadopsian lapis baja spesial yang menggunakan material baru dan sistem pertahanan aktif.
Sistem kontrol penembakan otomatis dan cerdas, serta sistem kontrol lainnya.
Memaksmalkan efisiensi pertempuran dengan pengadopsian vetronic dan sistem manajemen medan tempur.

ADD, sebuah agensi pemerintah Korea dan Hyunday, kontraktor utama MBT K1 dan K1A1, melakukan pembelajaran dan pencarian konsep untuk MBT masa depan (FMBT) bagi pemerintah Korea.






VARIAN DAN OPERATOR



Varian



XK1: Model Eksperimental

K1: Varian produksi pertama. 1,027 unit diproduksi antara 1985 hingga 1998.

K1M: Varian ekspor yang diusulkan untuk Malaysia. Pada 1997, Malaysia menunjukkan ketertarikan besar untuk membeli K1, dan ROK merespon dengan memperlihatkan konsep untuk K1M, yang memiliki fitur yang tidak dimiliki oleh K1, termasuk sistem peringatan laser dan unit AC. Varian ini mempunyai berat 49.7 tons, sementara kapasitas total amunisi berkurang menjadi 41 amunisi. ROK menawarkan kontrak untuk 210 K1M, tetapi Malaysia merasa jumlah tersebut terlalu banyak, kemudian pilihan jatuh kepada PT-91M pada 2003.

K1 PIP (Product Improvement Program): Upgrade dari K1.



K1A1: Varian upgrade keseluruhan pertama, seperti dijelaskan pada bagian sebelumnya. 484 unit dibuat antara 1999 hingga 2010.

K1A1 PIP (Product Improvement Program): Upgrade dari K1A1.


K1 ARV (foto: www.military-today.com)


K1 ARV: K1 Armored Recovery Vehicle berdasar dari K1. ARV ini memiliki sistem derek, kerekan dan dozer. ARV ini dikembangkan dengan bantuan dari Krupp Mak Maschinenbau GmbH (sekarang Rheinmetall Landsysteme GmbH) antara 1988 hingga 1992, dengan ARV pertama dioperasikan pada 1993. Penampilan ARV ini mirip dengan ARV yang berdasar pada chassis Leopard 1 dan Leopard 2 yang dikembangkan oleh MaK untuk memenuhi kebutuhan AB Jerman. Peralatan standarnya termasuk dozer/bilah stabiliser terpasang di depan, kerekan utamanya mempunyai kapasitas maksimum 35 ton (70 ton dengan katrol) dan kabel sepanjang 150 m, dengan derek yang terpasang di bagian depan kanan hull. Ketika bergerak, kerekan akan disimpan di bagian kanan hull. Kerekan dapat diputar horizontal sebanyak 270° dan memiliki berat angkatan maksimum 25 ton. Sebuah kerekan tambahan, unit tenaga tambahan, electric impact wrench dan peralatan patri juga tersedia. Pada November 1991, Hyundai, kontraktor utama keluarga K1, memberikan kontrak produksi pada MaK System Gesellschaft mbH untuk subsystems K1 ARV. Setelah ujicoba ekstensif purwarupa K1 ARV dengan menggunakan peralatan recovery yang didesain oleh MaK System Gesellschaft mbH, MaK diberikan kontrak produksi untuk peralatan recovery kecuali komponen-komponen yang sudah diproduksi secara lokal. Produksi ARV ini dilakukan di fasilitas MaK System Gesellschaft mbH di Kiel, dengan pengiriman pertamanya dilakukan pada akhir 1993. Kendaraan ini sekarang sudah dioperasikan, dengan pesanan pertama sebanyak 90 unit dan yang kedua sebanyak 59 unit. Peralatan recoverynya diintegrasikan dengan chassis oleh Hyundai yang kemudian mengirimkan kendaraaan yang sudah komplet ke AB Korea Selatan. Hyundai membuat peralatan recovery yang tersisa seperti sistem dozer, kerekan dan derek di Korea Selatan sebagai bagian transfer teknologi dari MaK System Gesellschaft mbH. K1 ARV memiliki awak sebanyak 4 orang dan mempunyai berat 51 ton atau 56 ton ketika membawa suku cadang power pack. ARV ini dipersenjatai dengan senapan mesin 12.7 mm yang dioperasikan oleh komandan ARV.


K1 AVLB (foto: www.military-today.com)

K1 AVLB: varian Armoured Vehicle-Launched Bridge Vehicle K1 menggunakan sistem jembatan bertipe gunting yang terpasang di chassis. Varian ini dikembangkan dari 1988 hingga 1992 dengan bantuan Vickers Defense Systems.AVLB akan meluncurkan jembatan yang mirip dengan tank jembatan No 8 milik Inggris dan diluncurkan di depan Chieftain. Jembatan ini mempunyai panjang total 22 m dan dapat membentang pada celah hingga selebar 20.5 m tergantung pada medan. Sistem jembatan dan peluncurannya dibuat di fasilitas Vickers Defence Systems di Newcastle-di-Tyne dan dikirim ke Korea Selatan pada 1990 yang mana sistem ini diintegrasikan dengan chassis milik K1 yang didesain oleh Hyundai Precision and Industry Co Ltd. Pada akhir 1993, Hyundai memberikan kontrak pada Vickers Defence Systems senilai £23 juta untuk mensuplai jembatan bagi K1 AVLB. Kontraknya untuk delapan jembatan dan 41 mekanisme peluncuran jembatan. Sistem keseimbangan jembatan dan mekanisme peluncuran akan dibuat di Korea Selatan oleh Hyundai di bawah perjanjian transfer teknologi. Total kebutuhan Korea Selatan sebanyak 56 K1 AVLB. Jembatan membutuhkan tiga menit untuk diluncurkan dan 10 menit untuk ditekuk kembali, dengan perbedaan tinggi tepian sungai 2,4 m. K1 AVLB memiliki berat total 49.6 ton dan pada konfigurasi bergerak mempunyai panjang 12.5 m, lebar 4.0 m dan tinggi 4.0 m. Berat jembatannya sendiri 12.9 ton dan berkelas 66 (artinya kapasitas maksimum jembatannya untuk kendaraan seberat 60 ton). K1 AVLB memiliki awak sebanyak 2 orang dan dipersenjatai dengan senapan mesin M60D 7.62 mm.

K1 mineclearing vehicle, untuk kebutuhan ujicoba dan dipasangi dengan sistem penyapu ranjau bertipe roller di bagian depan hull.

K1 Combat mobility vehicle, studi telah dijalankan untuk versi combat mobility dari K1 yang akan menggunakan hull yang dimilar dengan K1 ARV tetapi akan membawa peralatan khusus untuk menjalankan peran engineer.


Operator

AB Korea Selatan - 1,027 K1 dan 484 K1A1
  • Republic of Korea Army
  • Republic of Korea Marine Corps





SPESIFIKASI ROTEM K1 (Type 88)


Dimensi:
Panjang Keseluruhan: 31.73 kaki (9.67m)
Lebar: 11.78 kaki (3.59m)
Tinggi: 7.35 kaki (2.24m)

Struktur:
Awak: 4
Berat: 56.2 US Short Tons (51,000kg; 112,436lbs)

Persenjataan:

K1:
1 x meriam utama KM68A1 105mm
1 x senapan mesin anti-pesawat K6 12.7mm
1 x senapan mesin koaksial M60E2-1 7.62mm
1 x M60D GPMG 7.62mm di kupola loader
2 x 6 pelontar granat asap

K1A1:
1 x meriam utama KM256 120mm
1 x senapan mesin anti-pesawat K6 12.7mm
1 x senapan mesin koaksial M60E2-1 7.62mm
1 x M60D GPMG 7.62mm di kupola loader
2 x 6 pelontar granat asap

Amunisi:
K1:
47 x proyektil 105mm
1,000 x amunisi 12.7mm
8,800 x amunisi 7.62mm
12 x granat asap

K1A1:
32 x proyektil 120mm
1,000 x amunisi 12.7mm
8,800 x amunisi 7.62mm
12 x granat asap

Powerplant:
Mesin: 1 x mesin diesel MTU 871 Ka-501 yang menghasilkan 1,200hp pada 2,600rpm.

Performa:
Kecepatan Maksimum: 40mpj (65 km/jam)
Jarak Maksimum: 284 mil (457 km)

Sistem:
Proteksi NBC: Ya
Penglihatan Malam: Ya



Sumber:
http://armour.ws
http://en.wikipedia.org
www.globalsecurity.org
www.army-guide.com
www.hyundai-rotem.co.kr
www.militaryfactory.com
www.army-technology.com
www.military-today.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar